Saham dan Kripto Anjlok, Apa Investasi yang Menguntungkan?

Ketika ekonomi global sedang tidak pasti, kita akan berusaha mencari investasi yang menguntungkan. Ini karena kita dapat melihat beberapa indeks saham dunia seperti S&P 500, Nasdaq, Euro Stoxx 50 mengalami penurunan. Di Indonesia, kita juga melihat saham hari ini anjlok sehingga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) juga ikut anjlok.
Kemudian, pada mata uang fiat, Dollar anjlok sehingga berpotensi mempengaruhi nilai tukar mata uang global, termasuk Rupiah yang bisa ikut tertekan.
Penurunan ini juga terjadi pada mata uang digital, yaitu mata uang kripto. Pasar kripto anjlok akibat ketidakpastian regulasi dan tekanan makroekonomi.

Lalu, apa investasi yang menguntungkan? Dalam keadaan ini, banyak investor yang mencari tempat yang lebih aman, misalnya emas. Emas adalah salah satu alat lindung nilai yang stabil di tengah ketidakpastian ekonomi dan fluktuasi pasar. Sehingga, emas bisa menjadi piilihan baik dalam berinvestasi terutama di saat gejolak yang terjadi seperti saat ini.
Dalam artikel ini, kami akan membahas apakah investasi emas menguntungkan? Terutama saat volatilitas tinggi terjadi. Kemudian, kami juga akan membahas perbandingan emas dengan beberapa instrumen investasi lainnya. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Apa itu Danantara & Dampaknya ke BBRI, BBCA dan BBNI
Investasi yang Menguntungkan: Apa yang menyebabkan pasar global bergejolak?
Pasar global saat ini mengalami gejolak signifikan, berbeda dengan periode Trump Trade saat kemenangan Donald Trump pada pemilu AS 2024 lalu. Hal ini karena pada saat itu ada optimisme oleh ekspektasi kebijakan pro-pertumbuhan seperti pemotongan pajak dan deregulasi. Namun, saat ini kekhawatiran investor meningkat terkait potensi adanya resesi karena kebijakan tarif impor yang agresif dan efisiensi anggaran federal AS.
Kebijakan tarif impor oleh Trump kepada negara-negara seperti Kanada, Meksiko, dan Tiongkok memicu kekhawatiran akan adanya perang dagang sehingga menghambat pertumbuhan ekonomi AS dan global. Ini karena investor memperkirakan akan ada kenaikan biaya bagi perusahaan maupun konsumen sehingga akhirnya menekan aktivitas perekonomian. Kemudian, efisiensi anggara yang terjadi juga akan menambah ketidakpastian pada prospek pertumbuhan ekonomi AS.
👉 Apakah Efisiensi Anggaran Prabowo 2025 akan Memengaruhi SBN?
Indeks Nasdaq 100 dan S&P 500 Anjlok
Dapat kita lihat pada gambar berikut bahwa indeks Nasdaq 100 telah mengalami penurunan 7,36% sejak awal tahun. Sehingga hal ini menghapus lebaih dari US$ 2 triliun nilai pasar.

Kemudian, mari kita melihat kinerja indeks S&P 500. Berikut grafik kinerjanya:

Dari grafik di atas kita dapat melihat bahwa S&P 500 nialinya turun 4,33% mendekati area koreski setelah turun hampir 8,6% dari puncaknya di bulan Februari. Penurunan ini menjadi yang terparah sejak penurunan yang terjadi di tahun 2022.
Hal ini tidak terjadi pada indeks saham saja, Bitcoin juga anjlok. Mari kita bahas di bagian selanjutnya!
Penurunan Nilai Bitcoin
Bitcoin adalah mata uang kripto utama di dunia. Jumlah pasokan yang terbatas hanya 21 juta koin saja, membuat BTC nilainya cukup stabil dan terus mengalami kenaikan dalam jangka panjang.
Namun, apa yang terjadi? Setelah Bitcoin berhasil menembus US$ 100 ribu per koinnya di akhir tahun 2024, nilainya kini mengalami penurunan 13,26% sejak awal tahun. Hal ini membuat para investor kripto juga mengalami kekhawatiran.
Saat kemenangan Trump di pilpres AS 2024, pasar kripto seperti mendapatkan angin segar karena janji Trump yang akan melakukan deregulasi dan pencadangan dana pada mata uang digital ini. Namun, hingga saat ini belum ada kepastian akan hal terebut sehingga kepercayaan para investor menurun.
Nilai terendah dicatatkan BTC pada hari Senin (10 Maret 2025), yaitu sebesar US$ 76 ribu. Kemudian, apakah nilai BTC bisa kembali pulih? Semua ini tergantung pada kebijakan yang berkaitan dengan pasar kripto.
Berikut grafik YTD dari Bitcoin:

Harga saham di Wall Street yang anjlok ini membuat dana para investor mulai berpindah ke surat utang AS, yaitu US Treasury. Saat ini mereka menganggap aset terebut sebagai aset yang aman atau dapat kita sebut dengan safe haven asset.
Para memilik modal mulai membeli surat utang terutama yang memiliki tenor pendek. Ini karena adanya kekhawatiran bahwa pertumbuhan ekonomi AS terjegal oleh kebiajakan tarif dari Presiden Donald Trump.
Indikasi peningkatan pembelian surat uang AS dapat kita lihat dari penurunan yield yang cukup signifikan. Misalnya pada pada yield UST-2Y nilainya turun menjadi 3,883%, menjadikannya terendah sejak awal Oktober 2024.
Kemudian, pada surat utang dengan tenor 3 dan 5 tahun, yield-nya turun dua digit, masing-masing menjadi 3,891% dan 3,967%.
Saat pasar mengalami gejolak, investor cenderung mencari aset yang lebih stabil dan memiliki risiko lebih rendah. Beberapa pilihan investasi yang sering dianggap aman dalam kondisi ini adalah emas, obligasi pemerintah, dan reksa dana.
Namun, mana yang paling menguntungkan? Akan kami bahas pada bagian selanjutnya.
Apakah Investasi Emas Menguntungkan?
Emas adalah logam mulia dengan nilai tinggi yang sejak zaman dulu memiliki peran penting dalam perekonomian global. Sehingga, pernah ada standar emas yang terdapat pada beberapa sistem montener. Hal ini menjadikan emas sebagai safe haven asset untuk investasi jangka panjang.
Emas dapat kita jadikan sebagai instrumen investasi karena memiliki beberapa karakteristik yang unik. Misalnya, lentur, ulet, tahan terhadap korosi dan yang paling utama adalah langka. Kelangkaan logam mulia ini karena ketersediaannya yang hanya sekitar 190.000 ton di seluruh permukaan Bumi.
Selain itu, emas menjadi instrumen penyimpan nilai karena nilainya yang tidak terdampak oleh inflasi dan nilainya cenderung naik dalam jangka panjang. Kemudian, dalam 10 tahun terakhir, kenaikan nilai emas mencapai lebih dari 120%, artinya rata-rata imbal hasil dari investasi emas per tahun mencapai 12%.
Namun, apakah dalam jangka waktu mengengah return dari investasi emas menjanjikan? Mari kita lihat pada grafik kinerja di bawah ini!

Dari grafik di atas kita bisa melihat bawah return emas dalam 5 tahun mencapai 95%. Kemudian, jika kita melihat return dalam 3 tahun, sebesar 61%. Sehingga, dapat kita katakan bahwa imbal hasil investasi emas dalam jangka waktu menengah masih menjanjikan.
Penjelasan di atas menegaskan bahwa emas adalah instrumen investasi yang aman apabila kita bandingkan dengan saham, kripto, dan Dollar pada saat pasar sedang bergejolak. Mari kita lihat perbadingan emas dengan instrumen investasi lainnya!
Investasi yang Menguntungkan: Deposito vs Emas
Deposito adalah produk simpanan berjangka yang ditawarkan oleh bank dengan tingkat bunga yang tetap dalam jangka waktu tertentu. Bagi sebagian besar masyarakat awam, deposito menjadi instrumen dengan risiko yang sangat rendah. Namun, dengan risiko yang rendah, imbal hasil dari instrumen investasi ini juga rendah.
Oleh karena itu, rata-rata bunga deposito saat ini berkisar antara 3%-5% per tahunnya. Sehingga, jika kita bandingkan dengan imbal hasil dari investasi emas, imbal hasil dari deposito jauh lebih rendah. Namun, deposito menawarkan keamanan dan kepastian, berbeda dengan emas yang nilainya berfluktuasi.
Selanjutnya, kemampuan deposito dalam melawan inflasi sangatlah minim. Misalnya, sepanjang tahun 2024, rata-rata tingkat inflasinya mencapai lebih dari 2% sedangkan suku bunga yang ditawarkan deposito hanya 3%. Belum lagi, kita akan terkena pajak 20% dari imbal hasil yang kita peroleh jika memiliki deposito dengan nilai lebih dari Rp 7,5 juta.
Berikut kelebihan dan kekurangan dari investasi deposito:
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Adanya jaminan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) hingga batas tertentu | ❌ Anda akan terkena penalti ketika mencairkannya sebelum jatuh tempo |
✅Suku bunga yang tetap dan nilainya lebih tinggi daripada tabungan biasa | ❌Ada pengenaan pajak sebesar 20% dari imbal hasil |
✅ Memiliki risiko yang sangat rendah | ❌ Risiko penurunan daya beli jika bunganya lebih rendah daripada tingkat inflasi. |
Emas vs Reksadana
Reksadana adalah instrumen investasi di mana modal dari investor dikelola oleh manajer investasi kemudian mereka menempatkan dana tersebut dalam berbagai aset. Misalnya, saham, obligasi, atau pasar uang.
Instrumen investasi ini cocok bagi investor pemula karena menawarkan kemudahan tanpa perlu analisis mendalam. Namun, kinerja dari reksadana bergantung pada keahlian manajer investasi dan kondisi pasar.
Saat ini, rata-rata return reksa dana sangat bervariasi. Misalnya pada reksa dana pasar uang, imbal hasilnya berkisar antara 4%-6% per tahun. Kemudian, reksa dana pendapatan tetap imbal hasilnya berkisar antara 6%-8% per tahun.
Namun, hingga Februari 2025, pasar reksadana di Indonesia mengalami penurunan pada dana kelolaan, tetapi unit penyertaannya mengalami pertumbuhan. Reksadana pendapatan tetap masih menonjol dengan imbal hasil tertinggi.
Berikut kelebihan dan kekurangan dari berinvestasi reksadana:
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Anda dapat mulai berinvestasi reksadana dengan modal yang kecil | ❌ Imbal hasil tidak pasti karena bergantung pada kondisi pasar |
✅Pencairan reksadana dapat Anda lakukan kapan saja | ❌Berisiko mengalami kerugian jika pasar sedang turun |
✅ Terjadi diversifikasi portofolio karena manajer investasi menaruh dana Anda ke dalam berbagai instrumen investasi | ❌ Terdapat biaya pengelolaan sehingga dapat mengurangi keuntungan. |
👉 Reksa Dana Terbaik Indonesia 2025, Ini Rekomendasinya!
Investasi yang Menguntungkan: Emas vs Saham
Dalam 5 hingga 10 tahun terakhir, pasar saham global menunjukkan pertumbuhannya yang signifikan. Sehingga kita dapat melihat IHSG yang tumbuh dari 5.229,95 pada 2014 menjadi 7.079,9 pada 2024. Kemudian, kita juga dapat melihat indeks S&P 500 yang nilai pasarnya mampu mencapai US$ 50 triliun pada 2024, meningkat 50 kali lipat dari sejak pasar bullish tahun 1982. Nasdaq Composite untuk pertama kalinya mampu menembus level 20.000 pada Desember 2024 karena adanya dorongan dari reli besar pada saham teknologi.

Rata-rata return investasi saham bervariasi tergantung pada indeks dan periode waktu. Misalnya, dalam 10 tahun terakhir IHSG rata-rata return per tahun sebesar 3,08%.
Namun, perlu Anda catat bahwa kinerja masa lalu tidak menjamin hasil di masa depan. Ini karena investasi saham cenderung lebih berisiko daripada investasi emas.
Berikut kelebihan dan kekurangan dari investasi saham:
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Memiliki potensi return yang tinggi | ❌ Memiliki risiko yang tinggi karena sangat berfluktuasi, tergantung pada situasi ekonomi, politik, atau kinerja perusahaan. |
✅Memungkinkan Anda untuk mendiversifikasi portofolio dengan membeli saham perusahaan dari berbagai sektor. | ❌Membutuhkan pengetahuan yang mendalam dan analisis teknikal maupun fundamental yang tepat sehigga menghindarkan Anda dari kerugian besar. |
✅ Memiliki likuiditas tinggi sehingga Anda dapat memperjualbelikannya selama jam bursa. | ❌ Tidak menjamin keuntungan |
👉 Ini Cara Investasi Saham Modal Kecil!
Emas vs Dollar AS
Selama 5-10 tahun terakhir, nilai tukar Dolar AS terhadap Rupiah mengalami fluktuasi yang sangat signifikan. Misalnya, pada 2015, nilai tukar Dolar terhadap Rupiah berada di Rp 13.000 per USD. Kemudian, nilai tukar USD ke Rupiah mencapai puncak tertingginya pada 2020, yaitu sebesar Rp 16.800 per USD.

Di bulan Maret 2025, nilai tukar Dolar AS berada di kisaran Rp 16.531 per USD. Fluktuasi ini karena adanya beberapa faktor, misalnya kondisi perekonomian global, kebijakan moneter Amerika Serikat, dan situasi perekonomian Indonesia.
Oleh karena itu, ketika mempertimbangkan antar investasi emas atau Dolar AS, Anda harus menentukan tujuan investasi, toleransi risiko, dan kondisi ekonomi saat ini. USD menawarkan likuiditas yang tinggi namun rentan terhadap fluktuasi pasar, sedangkan emas lebih stabil dan tahan terhadap ancaman inflasi.
Berikut kelebihan dan kekurangan berinvestasi pada Dolar Amerika Serikat:
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Memiliki likuditas tinggi karena Dolar AS adalah mata uang cadangan dunia | ❌ Nilai tukarnya berfluktuasi karena pengaruh kebijakan moneter maupun inflasi sehingga bisa naik atau turun secara tiba-tiba. |
✅Menawarkan stabilitas global karena investor sering menggunakan Dolar AS sebagai aset safe haven saat situasi ekonomi sedang tidak menentu | ❌Tidak memberikan Anda pendapatan pasif seperti saham yang memberikan dividen atau obligasi yang memberikan bunga. |
✅ Potensi keuntungan dari nilai tukar jika nilai Dolar menguat terhadap Rupiah. | ❌ Dapat tergerus inflasi karena saat inflasi AS tinggi, maka daya beli Dolar akan menurun sehingga menyebabkan nilai investasinya juga berkurang. |
👉 Trading Forex: semua yang perlu anda ketahui untuk memulai
Investasi yang Menguntungkan: Emas vs SBN
Dalam 10 tahun terakhir, kinerja SBN Indonesia menjadi yang tertinggi apabila kita bandingkan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Rata-rata return SBN Indonesia berkisar antara 6,8%-7,7%. Namun, emas juga menunjukkan tren naik yang siginifikan, terlebih lagi ketika perekonomian dunia sedang tidak pasti.
SBN dan emas memiliki pergerakan yang berlawanan saat sedang berada pada situasi resesi. Ini karena SBN mengalami penurunan harga akibat meningkatnya persepsi risiko kredit pemerintah atau perubahan kebijakan moneter. Sedangkan nilai emas akan menguat ketika terjadi penurunan suku bunga.
👉 Jika Anda tertarik membeli obligasi, ini Cara Beli Obligasi Pemerintah: ORI, SBR,ST & Obligasi FR!
Berikut kelebihan dan kekurangan dalam berinvestasi SBN:
Kelebihan | Kekurangan |
✅ SBN adalah instrumen investasi yang dijamin oleh pemerintah sehingga risiko gagal bayarnya sangat rendah | ❌ Daya beli dapat menurun apabila inflasi lebih tinggi daripada imbal hasil |
✅Memiliki imbal hasil yang tetap karena beberapa jenis SBN memiliki pembayaran suku bunga tetap secara berkala | ❌Tidak semua SBN dapat kita jual sebelum jatuh tempo |
✅ Turut ambil andil dalam pembangunan negara baik dalam sektor pendidikan maupun infrastruktur | ❌ Dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi atau perpajakan dari pemerintah sehingga mempengaruhi keuntungan SBN. |
👉 Mana Investasi yang Lebih Untung, Emas vs SBN? Temukan jawabannya!
Emas vs Bitcoin
Emas dan Bitcoin adalah dua instrumen investasi yang memiliki sifat unik yang mirip, yaitu langka. Layaknya emas, BTC memiliki pasokan yang terbatas, yaitu hanya sebanyak 21 juta koin saja. Kemudian, untuk memperoleh kedua aset ini harus melalui penambangan (meskipun prosesnya berbeda).

Dalam jangka waktu yang panjang, BTC juga mengalami peingkatan yang sangat luar biasa. Bahkan yang lebih fantastis, nilai Bitcoin berhasil tembus US$ 100 ribu per koin pada akhir 2024. Meskipun pada awal tahun ini, nilainya kembali turun.
Namun, BTC belum dapat kita sebut sebagai safe haven meskipun sebenarnya mata uang digital tersebut memiliki potensi. Hal ini karena setiap tahunnya Bitcoin selalu meningkatkan soliditasnya dan memperkuat potensinya untuk menjadi aset penyimpan nilai. Sehingga, dengan meningkatkan nilainya BTC mengalami proses yang tidak dinikmati emas karena sudah populer dan memiliki karakteristik yang sudah teruji.
Berikut kelebihan dan kekurangan dari berinvestasi Bitcoin:
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Memilki semua karakteristik dari emas kecuali dukungan institusional | ❌ Belum teruji dalam jangka waktu yang sangat panjang seperti emas |
✅Sifatnya yang tidak berwujud membuatnya dapat diverifikasi oleh siapa saja | ❌Bagi orang yang tidak berpengalaman dalam pengembangan teknologi sulit untuk mengelolanya karena tidak memiliki karakter fisik. |
✅ Mudah dalam penyimpanan melalui hot wallet atau cold wallet | ❌ Hampir tidak memiliki dukungan institusional |
👉 Emas vs Bitcoin: Mana Penyimpan Nilai Terbaik? Temukan jawabannya!
Kesimpulan: Apakah investasi emas menguntungkan?
Emas adalah instrumen investasi yang menguntungkan, teruatama sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi maupun ketidakpastian ekonomi. Ini karena emas memiliki kelebihan seperti likuiditasnya yang tinggi, daya tahan nilai, dan minim risiko jika kita bandingkan dengan saham atau kripto.
Namun, emas juga memiliki kekurangan, yaitu imbal hasilnya yang lebih rendah daripada investasi reksadana atau saham. Sehingga, emas lebih cocok untuk investasi jangka panjang karena stabilitasnya.
Untuk jangka waktu yang pendek, aset seperti saham atau Bitcoin dapat memberikan Anda keuntungan dengan lebih cepat meskipun memiliki risiko yang tinggi.
Kemudian, jika kita bandingkan emas dengan SBN atau Dolar AS, logam mulia tersebut unggul dalam ketahanan nilai jangka panjang meskipun tidak dapat menghasilkan pendapatan pasif.
Oleh karena itu, sebelum mengambil keputusan investasi di tengah ketidakpastian ekonomi ini, sebaiknya Anda melakukan riset terlebih dahulu. Pilih aset yang sesuai dengan profil investasi dan toleransi risiko Anda sehingga dapat terhindar dari kerugian.
Selamat berinvestasi!
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Investasi emas menguntungkan karena stabil, likuid, dan tahan terhadap inflasi. Jika kita bandingkan dengan saham atau kripto, emas lebih aman meski imbal hasilnya lebih kecil. Emas cocok untuk jangka panjang, tetapi kurang optimal jika Anda mencari keuntungan dengan cepat. Sebagai lindung nilai, emas lebih unggul daripada Dolar AS atau SBN dalam menjaga daya beli jangka panjang.
Apabila kita melihat keuntungan investasi emas dalam 10 tahun mencapai 120%, maka dalam satu tahun rata-rata kita bisa mendapat keuntungan sekitar 12%. Sehingga, investasi ini memiliki keuntungan yang lebih besar daripada membeli SBN atau membuka deposito. Namun, tidak sebesar jika kita berinvestasi dalam saham atau Bitcoin.
Harga emas dapat mempengaruhi harga saham, terutama di sektor pertambangan emas. Saat harga emas naik, saham perusahaan tambang emas cenderung menguat. Namun, secara umum, emas dan saham sering bergerak berlawanan arah karena emas dianggap aset safe haven saat pasar saham mengalami ketidakpastian atau gejolak ekonomi.