Mengenal Apa Itu Bitcoin: Kripto Pertama Dunia

Kita semua dihebohkan dengan harga Bitcoin yang sempat menyentuh all time high di akhir 2024, sebenarnya apa itu Bitcoin?

Sebelum membahas apa yang dimaksud dengan Bitcoin, kita ceritakan lebih dulu Bitcoin lahir tahun berapa. Bitcoin adalah koin yang lahir tahun 2009 dengan penciptanya yang tidak pernah kita ketahui hingga saat ini. Kita hanya mengenal nama samarannya saja, yaitu Satoshi Nakamoto.

Pembuatan koin tersebut melalui pemrosesan yang dilakukan oleh blockchain, yang juga kita kenal sebagai BC.

Mengenal Bitcoin sebagai mata uang kripto pertama di dunia

Dalam artikel ini, kami akan membahas apa yang dimaksud dengan Bitcoin? Bagaimana cara kerjanya? Kemudian, kami juga akan memberikan informasi di mana kita dapat membeli koin tersebut. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!

👉 Bitcoin adalah mata uang kripto pertama di dunia. Pelajair lebih lanjut: Apa Itu Trading Mata Uang Kripto? – Panduan Lengkap

Apa itu Bitcoin?

Bitcoin adalah mata uang virtual yang terbuat kombinasi jaringan komputer, kriptografi, dan perangkat lunak. Bitcoin memiliki nama perdagangan BTC.

Kunci terciptanya BTC terletak pada desainnya sehingga jumlah koin yang beredar tidak bisa bertambah secara sembarangan. Secara eksplisit, pencipta BTC merancang koin ini untuk menjadi langka.

Dengan demikian, BTC memenuhi syarat untuk menjadi mata uang. Namun, ada syarat kedua yang harus terpenuhi, yaitu penerimaan masyarakat.

Apa yang dimaksud dengan Bitcoin?

Penciptaan BTC secara tidak langsung menjadi cara menghilangkan pengaruh pemerintah dari transaksi keuangan. Dengan mata uang ini, semua transaksi diatur oleh tanda tangan digital, bukan mata uang fiat dari bank sentral.

Oleh karena itu, setiap bagian dari blockchain berperan memverifikasi transaksi. Sehingga, hal ini membuat sistemnya sulit untuk orang lain kacaukan.

Namun, sebagai mata uang yang terdesentralisasi, nilainya bergantung pada pasokan dan permintaan koin yang ada sehingga dapat kita sebut sebagai aset kripto. Harga BTC saat pertama kali keluar adalah US$ 0,00076 per koin.

👉 Kripto Terbaik Indonesia 2024: Bitcoin, Ethereum, Tether

Berapa nilai maksimum yang dicapai Bitcoin?

Pada bulan November 2024, BTC mencapai titik tertinggi terbarunya sepanjang masa, yaitu melebihi US$ 89.000. Pertumbuhan luar biasa ini terjadi karena adanya optimisme pasar setelah pemilu AS (Trump Trade) dan masuknya modal institusional secara signifikan. Modal tersebut mencapai miliaran Dollar AS yang berinvestasi pada produk kripto.

Setelah penurunan harga pada tahun 2022 yang mencapai US$ 20.000, BTC mengalami pemulihan yang signifikan. Ini karena adanya dukungan dengan memperbaiki kondisi likuiditas dan peningkatan minat investor. Namun, volatilitasnya masih tinggi dan koreksi sering terjadi pada pasar kripto.

BTC tetap menjadi mata uang kirpto nomor satu oleh karena kapitalisasi pasar dan volume perdagangan yang paling tinggi. Fluktuasi BTC teruh mempengaruhi seluruh ekosistem kripto, sehingga berfungsi sebagai barometer sentimen pasar. Kemudian, hal ini juga memberikan pandangan akan tingkat kepercayaan investor terhadap aset kripto.

Karena nilai dan posisinya yang dominan, BTC mendapat julukan sebagai “emas digital”. Oleh karena itu, para investor menganggap BTC sebagai tempat berlindung yang aman dari inflasi dan penyimpan nilai yang modern.

👉 Mana Alat Penyimpanan Nilai yang Lebih Baik: Emas vs Bitcoin? Temukan jawabannya dalam artikel tersebut!

Mengenal Bitcoin: bagaimana cara kerja BTC?

Singkatnya, BTC adalah mata uang yang terdesentralisasi. Perdagangan ini dapat kita lakukan di mana saja asalkan mendapat penerimaan oleh masyarakat. Selain itu, BTC memungkinkan transaksi yang aman tanpa memerlukan lembaga perbankan sebagai perantara.

Koin tersebut bekerja dengan teknologi blockchain. Artinya, menggunakan tekonologi peer-to-peer untuk beroperasi tanpa memerlukan bank.

Dengan kata lain, BTC berfungsi seperti mata uang lainnya yang memungkinkan pembelian barang dan jasa. Namun, ada perbedaan nilai dari BTC selalu berubah sesuai dengan permintaan dan penawaran, serta faktor lainnya. Setiap transaksi BTC tercatat dalam buku besar yang dapat publik akses sehingga menjadi cepat dan aman.

Bagaimana cara sistem BTC bekerja?

Sistem BTC bekerja dengan tekonologi Blockchain. Ini adalah jaringan terdesentralisasi yang memproses setiap transaksi dan menjadi bahwa setiap transaksi tersebut bersifat unik dan tidak dapat terjadi secara berulang.

Perdagangan mata uang ini terjadi dengan skema P2P (peer-to-peer), yaitu transaksinya terjadi secara langsung antar peserta. Kemudian, transaksi tersebut akan tersimpan dalam blockchain sebagai buku besar publik. Transaksi tersebut juga tidak memerlukan perantara sehingga aman dan biayanya rendah.

Apa itu BTC?

Saat Anda membayar suatu produk atau jasa dengan Bitcoin, Anda dapat menggunakan wallet Anda sendiri dan melakukan transaksi secara manual maupun menggunakan kode BTC. Ini seperti kode QR yang menyimpan informasi terkait pembayaran.

Setelah memindai kode tersebut, Anda dapat membayar langsung dari wallet Anda sendiri menggunakan BTC yang tersimpan. Kode-kode ini memudahkan dan menyederhanakan transaksi antar pengguna.

👉🏻 CryptoWallet : Mana Lebih Aman, Hot Wallet atau Cold Wallet? 

Apa yang menjadi kekurangan dari Blockchain Bitcoin?

Meskipun menjadi blockchain pertama dan merevolusi industri kirpto, BTC memiliki beberapa kekurangan yang mempengaruhi penggunaanya secara luas. Berikut daftar keterbatasan dari blockchain BTC:

  1. Skala transaksi rendah: Blockchain BTC hanya dapat memproses 7 transaksi per detik. Ini jauh lebih lambat daripada jaringan pembayaran konvensional seperti Visa, yang dapat memproses hingga 24.000 transaksi per detik. Keterbatasan ini menyebabkan macetnya jaringan saat aktivitas perdagangannya tinggi.
  2. Tingginya konsumsi energi: BTC menggunakan algoritma konsensus Proof of Work (PoW) sehingga membutuhkan daya komputasi yang besar. Proses penambangan menghabiskan daya listrik yang besar dan berdampak negatif pada lingkungan dan menimbulkan kekhawatiran akan keberlanjutannya.
  3. Kurang fleksibel: Bahasa script BTC sederhana dan terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan penerapan smart contract yang rumit. Hal ini membatasi kemungkinan aplikasi pada jaringan. Jika kita bandingkan dengan ETH, blockchain Ethereum memungkinkan terjadinya pembuatan aplikasi terdesentralisasi (dApps).
  4. Waktu transaksi lambat: Membutuhkan waktu rata-rata 10 menit untuk mengonfirmasi transaksi pada blockchain BTC. Saat mengalami macet, waktu konfirmasi juga akan meningkat sehingga membuatnya kurang sesuai untuk melakukan pembayaran cepat atau transaksi mikro.
  5. Risiko sentralisasi penambangan: Penambang melakukan pengamanan pada jaringan Bitcoin. Namun, konsentrasi daya komputasi dari sebagian besar penambang dapat meningkatkan risiko serangan sebesar 51%. Sehingga sekelompok penambang dapat mengendalikan sebagian besar daya komputasi dan dapat memanipulasi transaksi.

Keterbatasan ini mengarah pada pengembangan blockchain baru dengan meningkatkan kinerja dan fungsionalitasnya. Ethereum, Solana, dan Polkadot, merupakan beberapa koin yang berupaya memecahkan kendala skalabilitas, efisiensi, dan fleksibilitas.

Apa itu Bitcoin Mining?

Istilah “mining” mengacu pada pekerjaan untuk menghasilkan node atau blok baru yang terintegrasi ke dalam jaringan untuk menghasilkan koin baru. Bitcoin mining adalah aktivitas penambangan secara sukarela menggunakan keterampilan komputasi mereka untuk menjaga jaringan tetap berjalan dan mendapat imbalan berupa Bitcoin.

Pada awal penambangan BTC, operator menerima 50 BTC dari setiap token baru yang mereka tambahkan ke blockchain. Kemudian, saat pembuatan blok baru mendekati batasnya, imbalan bagi penambang semakin kecil. Sehingga saat ini mereka hanya menerima 3,125 BTC setiap blok baru.

Untuk membuat node baru mereka perlu memvalidasi dan menyelesaikan masalah matematis yang banyak dan kompleks melalui algoritma sehingga blok tersebut benar dan tidak ada duplikasi transaksi. Selain itu, operator harus menjadi orang pertama yang mendapatkan validasi ini untuk mendapatkan imbalan. Ini yang kita sebut sebagai proof of work.

Halving Bitcoin: Apa itu?

Apakah halving Bitcoin artinya memecah BTC dan menciptakan koin baru sehingga BTC jadi tak terbatas?

Bukan! BTC memiliki jumlah maksimum 21.000.000 koin yang tersedia di pasar. Kemudian, saat ini sudah ada 19.781.475 BTC yang beredar.

Untuk menjada pasokannya tetap terkendali dan mencegah inflasi, imbalan bagi penambang Bitcoin akan berkurang setiap 4 tahun. Proses ini kita kenal sebagai halving Bitcoin.

Arti dari Halving pada BTC

Bitcoin mengurangi separuh imbalan penambang untuk setiap blok yang mereka hasilkan. Hal tersebut dapat memperlambat produksi koin baru. Proses ini diperkenalkan oleh Satoshi Nakamoto untuk membatasi pasokan dan mencegah devaluasi. Sehingga hal terebut sama seperti kelangkaan yang meningkatkan nilai emas.

Halving mempertahankan kelangkaan BTC, berkontribusi terhadap julukannya sebagai “emas digital“. Setelah mencapai batas 21 juta koin (perkiraannya terjadi tahun 2140), penambang hanya akan mendapat imbalan dari biaya transaksi.

Riwayat Halving Bitcoin

  • 2009: Imbalan awalnya sebesar 50 BTC per blok.
  • 2012: Pengurangan imbalan menjadi 25 BTC setelah halving pertama.
  • 2016: Halving kedua, imbalannya menjadi 12,5 BTC.
  • 2020: Halving ketiga, imbalannya menjadi 6,25 BTC.
  • 2024: Pengurangan imbalan menjadi 3,125 BTC setelah halving keempat.

👉 Apa Itu Halving Bitcoin & Investor Wajib Tahu biar Untung

Kelebihan dan Kekurangan Investasi Bitcoin

Berikut kelebihan dan kekurangan yang harus Anda perhatikan ketika akan berinvestasi BTC:

KelebihanKekurangan
Adopsi global: Mata uang kripto pertama dengan komunitas pengguna dan investor terbesar.Volatilitas tinggi: Harganya dapat berfluktuasi secara signifikan dalam waktu singkat sehingga berisiko.
Pelopor blockchain: BTC memperkenalkan teknologi yang sekarang telah digunakan banyak aset kripto lainnya.Waktu transaksi lambat: Verifikasi membutuhkan waktu yang lama, yaitu rata-rata 10 menit.
Perlindungan inflasi: Pasukan yang terbatas hingga 21 juta koin dapat mencegah devaluasi.Menjadi tanggung jawab pengguna: Jika Anda kehilangan private key, maka Anda kehilangan seluruh kripto.
Tidak terbatas wilayah: Dapat kita gunakan untuk pembayaran internasional pada wilayah yang mengakuinya sebagai alat tukar.Risiko regulasi: Perubahan undang-undang kripto dapat berdampak negatif pada Bitcoin.
Keamanan tinggi: Kriptografi mencegah duplikasi transaksi.Tingginya konsumsi energi: Penambangan BTC mahal dan berakibat pada kerusakan lingkungan.
Desentralisasi: Tidak dikendalikan oleh lembaga keuangan mana pun.Tidak ada layanan pengguna: Anda tidak bisa mencari bantuan ketika mengalami gangguan teknis.
Likuiditas tinggi: Anda dapat dengan cepat menjualnya dan menukarnya dengan Dolar, Euro, atau stablecoin seperti USDT.Penerimaannya terbaga: Tidak semua negara maupun masyarakat menerima sebagai alat pembayaran.

👉 Inflasi: Penyebab, Dampak dan Cara Mengatasinya

Di mana beli Bitcoin?

Pada dasarnya ada dua cara untuk membeli BTC. Pertama, melalui crypto exchange atau melalui broker. Berikut merupakan beberapa bursa yang populer untuk membeli BTC:

Membeli BTC melalui bursa memilki tujuan dasar untuk melakukan buy and hold. Namun, jika Anda ingin memperdagangkan BTC, hal yang paling masuk akal adalah dengan beroperasi melalui broker online.

Hal tersebut memungkinkan Anda memiliki lebih banyak eksposur pada pasar, meskipun risiko kehilangan modalnya akan meningkat secara signifikan.

👉 Temukan 10 Bursa Kripto Terbaik di Dunia dan Indonesia

Broker Terbaik untuk beli Bitcoin di Indonesia

Berikut beberapa daftar broker kripto terbaik di Indonesia yang dapat Anda pilih untuk membeli Bitcoin:

BrokerInformasi Penting
TokocryptoTeregulasi Bappebti
Aset keuangan: Spot trading crypto, OTC, EARN, staking
Biaya trading: mulai 0,31% untuk akun biasa.
IndodaxTeregulasi Bappebti
Aset keuangan: Spot trading crypto, OTC, EARN
Biaya trading: 0,1% (biaya maker) dan 0,2% (biaya taker) +pajak beli/jual
PINTUTeregulasi Bappebti
Aset keuangan: Spot trading, Earn, Staking, Web3, OTC
Biaya trading
Fee jual/beli: gratis
Fee penarikan: Rp4.500/transaksi

👉🏻 Apakah Trading Haram? Penjelasan menurut Islam & Fatwa MUI

👉🏻 Investasi Kripto: Halal atau Haram?

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Apakah Bitcoin menjadi aset yang aman bagi pemula?

Bitcoin dan mata uang kripto lainnya, seperti aset digital pada umumnya, memiliki kerentanan terhadap serangan peretas dan skema penipuan pump-and-dump. Untuk meminimalkan risiko pencurian, penting bagi investor untuk mengetahui metode penyimpanan yang aman. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah menyimpan aset kripto di kustodian tepercaya atau di cold wallet.

Siapa yang mengendalikan Bitcoin?

Bitcoin tidak berada di bawah kendali satu pihak atau individu tertentu. Sebaliknya, pengelolaannya dilakukan bersama oleh berbagai pihak, seperti pengembang, penambang, dan pengguna. Pengembang bertanggung jawab atas kode yang menjalankan sistem Bitcoin; penambang berperan dalam memverifikasi transaksi; sementara pengguna memanfaatkan perangkat lunak ini untuk aktivitas seperti berdagang, bertransaksi, atau menyimpan aset mereka.

Bagaimana cara mata uang kripto memperoleh nilainya?

Nilai cryptocurrency bergantung pada hukum penawaran dan permintaan, seperti halnya barang lain yang diminati orang. Ketika permintaan tumbuh lebih cepat daripada pasokan, harga akan meningkat. Contohnya, dalam situasi kekeringan, harga bahan pangan seperti biji-bijian dan sayuran akan naik jika permintaan tetap stabil.

Apa itu Bitcoin wallet?

Ini adalah sebuah dompet, seperti dompet yang kita miliki pada umumnya. Namun dompet ini terhubung dengan internet (digital) tempat Anda menyimpan bitcoin, menerima dan mengirim Bitcoin.

Artikel Terkait