Bursa
Menginvestasikan uang Rp 4 miliar menjadi jumlah yang menarik. Dengan jumlah tersebut, Anda mampu menghasilkan pendapatan pasif apabila menginvestasikannya dengan benar dan pada instrumen yang tepat.
Dalam artikel ini, kami akan membahas cara investasi 4 miliar Rupiah untuk dapat hidup dari hasil investasi tersebut. Kemudian, kami akan akan membahas beberapa instrumen investasi terbaik untuk 4 miliar yang dapat Anda pilih. Yuk, simak untuk tahu lebih jelas!
👉 Jika, Anda memiliki modal yang lebih rendah, dapat membaca Alternatif Aman Investasi Modal 20 juta!
Untuk mencari tahu hasil dari menabung Rp 4 miliar di bank, pertama-tama kita perlu memahami konsep bunga bank. Bunga tabungan adalah bunga yang bank berikan kepada nasabahnya karena telah menabung di bank tersebut.
Ketika menabung uang di bank, uang tersebut akan bank gunakan untuk melakukan serangkaian operasi keuangan. Jadi, bunga merupakan kompensasi untuk deposito.
Namun, tidak semua lembaga kredit menawarkan suku bunga bank. Sehingga peluang tersebut akan lebih besar jika Anda menaruh uang Anda pada lembaga yang lebih kecil. Namun, biasanya berpotensi tidak stabil dalam hal pemberian bunga.
Menurut data terakhir, suku bunga bank Indonesia berada di 5,75%. Angka tersebut terbilang kecil sehingga tidak dapat menutupi inflasi yang terjadi.
Secara keseluruhan, menyimpan Rp 4 miliar di bank bukanlah ide yang baik. Akan lebih menguntungkan jika Anda menginvestasikannya sehingga mendapat imbal hasil yang konsisten sehingga bisa memeperoleh pendapatan pasif.
👉 Kelas Menengah Indonesia Turun Kelas, Ini Cara Aman Kelola Keuangan!
Berinvestasi sebesar Rp 4 miliar agar dapat hidup dari imbal hasil membutuhkan beragam strategi untuk meminimalkan risiko dan memaksimalkan keuntungan. Berikut merupakan instrumen keuangan yang dapat Anda pertimbangkan:
Strategi investasi ini bertujuan untuk menyeimbangkan antara pertumbuhan dan keamanan, menggunakan kombinasi aset yang dapat menghasilkan pendapatan. Kemudian, pada saat yang sama hal ini juga menawarkan potensi peningkatan modal. Penting untuk Anda ingat bahwa semua investasi memiliki risiko, termasuk kehilangan modal.
👉🏻 Ini Daftar 10 Perusahaan Terbesar di Dunia
Meninvestasikan Rp 4 miliar dalam reksa dana menjadi pilihan yang menarik. Instrumen ini menawarkan pengembalian modal yang baik dengan risiko yang minim. Dalam kategori reksa dana, yang memiliki pengembalian tertinggi adalah reksa dana pasif, khususnya ETF.
👉 Alaternatif lainnya adalah berinvestasi pada reksa dana pasar uang, simak panduannya!
👉 10 Rekomendasi Aplikasi Reksa Dana Terbaik dapat Anda baca dalam artikel tersebut
Terdapat beragam instrumen keuangan yang ada di pasar, masing-masing memiliki karakteristik tersendiri. Keberagaman ini tercermin dari tingkat risiko dan potensi keuntungan.
Jika kita mengelompokannya, kita dapat menemukan instrumen yang paling aman namun pengembaliannya sedikit, yaitu deposito, obligasi perusahaan, dan SBN. Di sisi lain, terdapat instrumen dengan risiko tinggi, yaitu saham, futures, dan mata uang kripto.
Di tengah-tengahnya ada ETF, instrumen invstasi yang memberikan imbal hasil bruto sebesar 7%-8%. Cara kerja instrumen ini adalah berinvestasi pada keranjang saham dan meniru indek sahamnya seakurat mungkin, kita mengenalnya dengan benchmark.
Kemudian, pada ETF terdapat dua kelompok, yaitu akumulasi dan distribusi. Perbedaan pada kedua jenis ETF ini adalah apakah mereka mendistribusikan keuntungan atau menginvestasikankannya kembali.
Sederhanya, mengingestasikan Rp 4 miliar sebagian besar dalam ETF terbaik dapat menjadi ide yang baik untuk diversifikasi portofolio.
👉 ETF atau Reksa Dana: Memahami Perbedaan dan Kelebihannya
Berikut merupakan sekuritas yang menyediakan perdagangan ETF di Indonesia:
Broker | Jumlah Deposit | Komisi | |||
Indo Premier Sekuritas (IPOT) | Rp 100.000 | 0,19% - 0,29% per transaksi | |||
BCA Sekuritas | Rp 100.000 | mulai dari 0,18% | |||
Gotrade Indonesia | Minimal US$ 1 | 0,3% per transaksi | |||
Interactive Brokers | Rp 0 | Mulai dari 0 |
Broker | Jumlah Deposit | Komisi |
Indo Premier Sekuritas (IPOT) | Rp 100.000 | 0,19% - 0,29% per transaksi |
BCA Sekuritas | Rp 100.000 | mulai dari 0,18% |
Gotrade Indonesia | Minimal US$ 1 | 0,3% per transaksi |
Interactive Brokers | Rp 0 | Mulai dari 0 |
👉 Strategi Investasi ETF untuk keuntungan yang optimal
Anda telah melihat bahwa menaruh uang di bank saja bukanlah ide yang baik. Hal ini karena imbal hasil yang kita terima sangat kecil dan memilki risiko kehilangan daya beli akibat inflasi.
Hal tersebut akan berbeda ketika kita berinvestasi pada rekening deposito. Deposito merupakan rekening dengan fungsi yang terbatas (setoran dan penarikan) yang memungkinkan Anda mendapatkan keuntungan. Imbal hasil tersebut tentunya bervariasi, tergantung pada jenis rekening deposito.
Jika Anda memilih rekening deposito mengikat, Anda tidak dapat menarik uang dalam jangka waktu tertentu, misalnya selama 6 bulan. Namun, jenis deposito memiliki imbal hasil yang lebih besar. Sebaliknya, ada jenis rekening deposito yang memungkinkan Anda menarik dana kapan saja, namun memiliki imbal hasil yang kecil.
Tingkat Imbal hasil dari deposito di Indonesia bermacam-macam. Tergantung pada jangka waktu yang Anda pilih. Berikut merupakan beberapa ketentuan dari OJK berkaitan dengan bunga deposito bank:
Jangka Waktu | Besar Bunga Deposito | ||
1 bulan | 7,60% | ||
3 bulan | 8,33% | ||
6 bulan | 8,61% | ||
lebih dari 12 bulan | 8,61% |
Jangka Waktu | Besar Bunga Deposito |
1 bulan | 7,60% |
3 bulan | 8,33% |
6 bulan | 8,61% |
lebih dari 12 bulan | 8,61% |
Jika menginvestasikan Rp 4 miliar dalam deposito masih kurang optimal, berinvestasi pada sebagian kecil dari modal Anda saja. Hal ini menjadi pilihan yang menguntungkan untuk mempersiapkan dana darurat. Pilihan yang lebih baik, adalah investasikan pada instrumen investasi yang Anda inginkan dan biarkan sisanya menghasilkan bunga tahunan yang layak.
👉 Strategi Investasi Jangka Panjang yang Menguntungkan dan Aman
Jawabannya tergantun pada beberapa faktor seperti berikut:
Mari kita lihat beberapa analisa di sektor properti.. Pertama, proyeksi pertumbuhan sektor properti di tahun 2025 ini cenderung stabil. Ini karena kontribusi terhadap PDB meningkat dari 10% pada tahun lalu menjadi 11,5% di tahun ini. Kemudian, jika kita melihat emiten properti, perusahaan ternama seperti PT. Ciputra Development Tbk. (CTRA) mencatat laba bersih tertinggi sebesar Rp 660,41 miliar, naik 36,62% YoY.
Pasar properti di beberapa daerah juga mengalami kenaikan harga yang signifikan. Misalnya, di Bali rata-rata pertumbuhan harga mencapai 13,2% per tahun.
Singkatnya, berinvestasi dalam properti merupakan hal yang baik. Namun, terdapat alternatif lain yang lebih aman, yaitu REIT. Mari kita simak penjelasannya di bawah ini:
Investasi modal besar pada REIT (Real Estate Investment Trust) dapat menawarkan beberapa keuntungan daripada membeli properti secara langsung. Ini tergantung pada tujuan keuangan, toleransi risiko, dan preferensi pribadi investor. Berikut adalah beberapa alasan mengapa REIT mungkin menjadi pilihan yang lebih baik:
👉 Peraturan Pajak Penghasilan Terbaru: Pengertian PPh & Skemanya! 2024
Menginvestasikan Rp 4 milair dalam obligasi menjadi salah satu pilihan yang baik. Berikut merupakan cara kerja dari obligasi:
Obligasi menjadi pilihan investasi yang baik bagi investor yang mencari penghasilan yang relatif rendah namun terjamin. Ketika memilih obligasi, Anda harus dapat membedakan antara obligasi korporasi dan obligasi negara.
Saham menjadi alternatif selanjutnya. Berikut merupakan cara kerja saham:
👉 Pahami juga definisi dari Penawaran Umum Perdana (IPO): Kupas Tuntas Proses dan Manfaatnya
Berikut merupakan dua cara investor untuk mendapatkan keuntungan dari saham:
Terdapat berbagai jenis saham, mulai dari saham blue chip hingga penny stocks dengan tingkat risiko yang berbeda. Dalam investasi saham, tidak baik jika Anda menginvestasikan Rp 4 miliar sepenuhnya pada saham. Sehingga Anda harus melakukan diversifikasi portofolio agar lebih aman.
Setelah kami menyebutkan beberapa cara menginvestasikan Rp 4 miliar, mungkin menarik untuk mempertimbangkan pilihan investasi aman dengan keuntungan bersih 4%. Jenis investasi ini ideal bagi mereka yang mencari keseimbangan antara kemanan dan imbal hasil.
Dengan memilih instrumen yang menjamin pengembalian, berarti Anda dapat mengandalkan pertumbuhan konstan pada modal Anda. Hal ini karena investasi Anda terlindungi dari fluktuasi yang tidak terprediksi.
👉 Saham Terbaik di Indonesia 2025, Layak Dibeli!
Kebijakan Trump yang baru saja ia keluarkan membuat pasar keuangan dunia mengalami guncangan. Tidak hanya AS saja, namun pasar Asia dan Eropa juga terkenda dampaknya.
Investasi dengan modal besar di tengah krisis memerlukan pendekatan diversifikasi, kehati-hatian, dan alokasi strategis untuk mengiriko risiko dan tetap mendapatkan imbal hasil. Pertama, Anda dapat melakukan diversifikasi pada beberapa instrumen dan sektor. Kemudian, fokus pada instrumen yang tahan terhadap volatilitas global dan menjaga likuiditas sebagian aset.
Namun, kesepakatan AS-China tunda tarif sedikit memberikan kelagaan pada pasar global. Sehingga, secara otomatis pemberlakukan tarif yang tinggi pada beberapa negara termasuk Indonesia juga ikut tertunda. Meskipun, perang-dagang AS-China meningkatkan ketidakpastian global, investasi tidak boleh terhenti.
Menurut kami Rp 4 Miliar sebenarnya bukan jumlah yang cukup untuk hidup dari hasil investasi modal sebesar itu. Namun, terdapat beberapa faktor yang harus Anda perhatikan. Berikut faktor-faktornya:
Menginvestasikan Rp 4 miliar untuk hidup dari hasil investasi adalah hal yang membutuhkan perhatian, perencanaan, dan diversifikasi. Seperti yang telah kita bicarakan, bahwa mengalokasikan modal tersebut ke dalam beberapa instrumen investasi dapat menghasilkan pendapatan pasif.
Kemudian, hal tersebut dapat menambah kekayaan Anda dalam jangka panjang. Diversifikasi tidak hanya mengurangi risiko dalam berinvestasi, namun membuka pintu ke berbagai sumber pendapatan.
Selain itu, penting bagi Anda untuk menggunakan kalkulator bunga majemuk. Alat ini penting bagi siapa saja yang ingin memahami pengaruh bunga majemuk pada investasi. Dengan kakulator ini, Anda dapat memperkirakan pertumbuhan investasi dengan mempertimbangkan tingkat suku bunga dan periode.
Kesimpulannya, jika Anda berinvestasi Rp 4 miliar, bukanlah jumlah yang cukup untuk hidup dari hasil investasi tersebut. Namun, jika Anda dapat hidup hemat, tinggal di negara dengan biaya hidup rendah, dan memiliki pendapatan tambahan, hal tersebut menjadi sangat cukup.
👉 Dari Saham hingga Forex, Apa Rekomendasi Investasi Terbaik 2025?