Price Action: Teknik Analisis Tanpa Indikator

Price action adalah istilah yang digunakan untuk analisis pergerakan harga pada grafik. Ini dilakukan tanpa menggunakan indikator lain karena harga dianggap sebagai data terbaik dan paling lengkap yang mencakup semua informasi. Dalam bahasa Indonesia, price action disebut aksi harga.
Meskipun tidak menggunakan indikator apa pun, analisis price action tetap termasuk dalam analisis teknikal. Dengan cara ini, trader memprediksi tren harga pada masa depan hanya dengan memperhatikan pergerakan harga aset, tanpa bergantung pada indikator apa pun.

Dalam analisis price action, pergerakan harga yang direpresentasikan berdasarkan waktu ditampilkan dalam grafik yang biasanya menggunakan alat bantu berikut ini:
- Garis tren: Garis lurus yang menunjukkan tren dalam harga aset, menghubungkan titik terendah atau tertinggi yang relevan, tergantung pada apakah tren menurun atau naik. Jika trennya sideway atau konsolidasi, ada dua garis, satu di atas dan satu di bawah.
- Fibonacci: Urutan Fibonacci memberikan serangkaian alat untuk analisis teknikal.
- Support/Resistance: Support adalah nilai minimum di mana harga aset berhenti jatuh. Demikian pula, resistance adalah nilai maksimum di mana harga berhenti naik.
- False breakout: Ketika harga aset terlihat seperti sudah menembus batas support atau resistance, tetapi kemudian berbalik arah. Misalnya, harga mungkin sempat melewati batas resistance. Namun, bukannya terus naik, harga malah kembali ke level harga yang sebelumnya.
- Grafik lilin Jepang (candlestick): Ini adalah gambaran grafik dari harga suatu aset yang menunjukkan harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah. Alat ini membantu kita mengenali pola kenaikan (bullish) atau penurunan (bearish). Contohnya, ada lilin Jepang pendek atau lilin Jepang dengan ekor panjang. Secara lebih mudah dipahami, kita bisa melihat bahwa jika harga tertinggi terus meningkat dan harga terendah terus menurun, itu menunjukkan adanya “pertarungan” yang makin sengit antara pembeli (yang menawar harga lebih rendah) dan penjual (yang berharap harga lebih tinggi) di pasar. Dalam situasi seperti ini, seorang investor mungkin lebih memilih untuk berhati-hati.
Bar Dalam Price Action
Dalam analisis price action, sangat umum menggunakan grafik batang yang membantu kita dalam analisis:
- Bullish bar: Pada bar ini, harga tertinggi dan terendahnya lebih tinggi daripada harga tertinggi dan terendah pada bar sebelumnya.
- Bearish bar: Bar ini memiliki harga tertinggi yang lebih rendah daripada harga tertinggi bar sebelumnya dan harga terendahnya juga lebih rendah daripada harga terendah bar sebelumnya.
- Internal bar: Harga tertinggi pada bar ini lebih rendah daripada harga tertinggi bar sebelumnya dan harga terendahnya lebih tinggi daripada harga terendah bar sebelumnya. Jadi, bar ini berada di dalam bar sebelumnya dan bisa mencerminkan ketidakpastian pasar.
- External bar: Bar ini memiliki harga tertinggi yang lebih tinggi daripada harga tertinggi bar sebelumnya dan harga terendahnya lebih rendah daripada harga terendah bar sebelumnya. Jadi, bar ini seperti membungkus bar sebelumnya.
- Pin bar: Pola candlestick yang menunjukkan penolakan harga dan pembalikan arah di pasar. Dalam pola ini, Anda perlu memperhatikan “ekor” atas dan bawah candlestick. Jika “ekor” bawah candlestick lebih pendek di candlestick berikutnya namun “batangnya” tetap sama, ada kemungkinan harga akan naik. Sebaliknya, jika “ekor” atas candlestick lebih pendek di candlestick berikutnya meskipun “batangnya” tetap sama, ada kemungkinan harga akan turun.

Dalam analisis pergerakan harga, jika harga suatu aset naik melewati titik tertinggi yang dicapai minggu lalu dan kemudian berhasil mempertahankan posisi dengan mencatatkan titik tertinggi harian yang baru, dapat diartikan bahwa aset tersebut sedang mengalami tren naik (bullish).

Sinyal Trading dalam Price Action
Price action dapat memberikan sinyal berikut ini untuk melakukan trading:
- Jika harga tidak dapat melewati resistance yang dianggap relevan, ini bisa menjadi kesempatan untuk menjual.
- Jika harga tidak berhasil jatuh di bawah support yang dianggap relevan, ini bisa menjadi kesempatan untuk membeli.
- Jika harga melakukan penembusan palsu dari resistance, yaitu melewati resistance, tetapi kemudian kembali ke tren biasanya, ini bisa menjadi indikator untuk menjual.
- Jika harga sempat turun melewati level support tetapi kemudian naik lagi ke level support, ini bisa menjadi peluang untuk menjual.
Kelebihan dan Kekurangan Price Action
Saat menggunakan cara price action dalam trading, terdapat sejumlah kelebihan dan kekurangan yang bisa Anda simak melalui tabel di bawah ini.
Kelebihan | Kekurangan |
✅ Memungkinkan analisis cepat untuk membuat keputusan trading | ❌ Dapat mengabaikan informasi yang tidak diketahui oleh investor |
✅ Hanya didasarkan pada alat visual yang mudah diinterpretasikan | ❌ Meskipun bisa berguna untuk keputusan trading cepat, tidak selalu ideal bagi mereka yang mencari investasi jangka panjang, yang lebih suka memperoleh aset yang seiring waktu dapat meningkat nilainya berdasarkan fundamentalnya |
✅ Meskipun price action tampak tidak kompleks, kenyataannya harga memang mencerminkan informasi tentang aset yang bersangkutan | ❌ Tidak memperhitungkan peristiwa eksternal yang dapat mempengaruhi harga aset seperti risiko yang dihadapinya (misalnya, karena situasi politik atau fenomena alam) |
Contoh Penerapan Price Action dalam Trading
Ada beberapa skenario saat menerapkan price action trading.
Saat Kondisi Trending
Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini, price action forex dalam pasangan USD/CHF sedang bergerak turun (downtrend) dengan level-level support dan resistance yang digambarkan dengan garis horizontal. Aturannya adalah jika level support ditembus, area tersebut akan menjadi resistance, dan begitu pula sebaliknya, resistance akan menjadi support.
Swing point adalah area di mana sinyal dari price action berpotensi terbentuk. Dalam hal ini, formasi pin bar yang muncul di swing point menunjukkan kemungkinan adanya koreksi pada arah tren utama (downtrend). Kita bisa membuka atau menutup posisi secara manual di swing point setelah sinyal trading muncul. Semua pin bar pada contoh ini menunjukkan penolakan (false break) pada level support dan resistance sehingga dianggap valid. Untuk pasar yang bergerak naik (uptrend), prosesnya terjadi sebaliknya.

Saat Kondisi Sideway (nontrending)
Pada contoh di bawah, keempat pin bar terjadi di level resistance dan support. Untuk kondisi pasar yang mendatar (ranging/sideway), kita cukup mengamati formasi bar yang terbentuk di resistance dan support. Jika terjadi break, pastikan itu bukan false break. Mengapa formasi pin bar penting di sini? Trader forex seringkali salah sangka bahwa semua pin bar terbentuk karena alasan yang sama, padahal banyak faktor lain yang mempengaruhi selain ukuran, karakteristik, perbedaan dengan pin bar sebelumnya, serta faktor teknis lainnya.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan adalah saat trader besar melakukan take profit. Untuk kondisi false break, kita bisa membuka posisi lagi setelah bar tersebut selesai terbentuk. Level stop loss dan target profit bisa ditentukan pada level yang dekat dengan support atau resistance, sesuai dengan arah posisi entry kita. Dalam kondisi pasar sideway seperti contoh di atas, kekuatan garis support atau resistance tidak dapat menunjukkan lamanya keadaan sideway berlangsung. Pada dasarnya, sideway terjadi karena pasar sedang melakukan konsolidasi. Langkah aman yang bisa diambil adalah menunggu pasar mencapai kesepakatan dan menentukan trennya.

Selain teknik price action, Anda juga bisa melengkapi diri dengan ilmu teknikal lainnya melalui artikel-artikel di bawah ini.
Death Cross dalam Analisis Teknikal: Pengertian dan Implikasinya
Pelajari Dow Theory: Panduan Lengkap Analisis Teknikal
Money Flow Index (MFI): Bagaimana Cara Menggunakannya?
Strategi Trading Menggunakan Pola Double Top dan Double Bottom
FAQs – Pertanyaan yang Sering Diajukan
Price action adalah perubahan harga suatu aset dari waktu ke waktu yang bisa dilihat melalui grafik. Price action menjadi dasar analisis teknikal untuk grafik saham, komoditas, dan aset lainnya.
Price action crypto adalah cara melihat bagaimana harga aset kripto bergerak dari waktu ke waktu. Dengan memperhatikan pergerakan ini, kita dapat menganalisis grafik untuk memprediksi arah harga di masa depan saat melakukan trading.
Contoh dari strategi price action adalah strategi mengikuti pola highs dan lows. Para trader price action dapat mengamati pola highs dan lows untuk memetakan tren yang sedang berkembang di pasar mereka. Misalnya, jika harga terus membentuk highs yang lebih tinggi dan lows yang juga lebih tinggi, ini menunjukkan bahwa pasar sedang mengalami tren naik.