Saham perusahaan ala Peter Lynch, saham harta karun!

Apa saja jenis-jenis saham perusahaan menurut investor kawakan Amerika Serikat (AS) Peter Lynch? Serta bagaimana cara mengklasifikasikan perusahaan? Sebelum menjawabnya, Anda perlu tahu bagaimana Peter Lynch di pasar saham.

Salah satu debat paling sengit di sektor keuangan adalah portofolio mana yang lebih efisien: terkonsentrasi atau yang terdiversifikasi. Apakah 5-10 saham bagus cukup dan menambah lebih banyak perusahaan tidak menambah diversifikasi dan oleh karena itu tidak mengurangi risiko.
Diluar teori atau profesor Youtube memutarkn video Markowitz atau Klarman, ketika Anda mempelajari Peter Lynch, Anda menemukan bahwa hari ini dia akan dianggap gila atau simplistik.
Dalam portofolio investasinya, dia berhasil mengumpulkan lebih dari 1.500 perusahaan. Setara lebih dari 10% dari total perusahaan yang terdaftar di Amerika Serikat.
Portofolionya tidak akan efisien menurut teori tetapi di luar kelas keuntungannya membuat lebih dari satu profesor universitas menjadi kaya.
Salah satu kontribusi terbesar yang diingat dari bukunya adalah pandangannya tentang bagaimana mengklasifikasikan perusahaan dalam portofolio. Berikut kami mengembangkan klasifikasi perusahaannya dan karakteristiknya.
Jenis saham perusahaan ala Peter Lynch
1. Saham perusahaan yang pertumbuhannya lambat
Itu yang tampaknya ketinggalan zaman tetapi yang menjadi favorit inspektur pajak kami, karena dividen yang menggiurkan yang mereka berikan kepada investor.
Dalam kategori saham perusahaan ala Peter Lynch ini kita harus mencari perusahaan yang tumbuh sedikit di atas pertumbuhan PDB. Ini adalah kategori bagi semua perusahaan yang mengakhiri masa pertumbuhan cepat. Perusahaan memasuki fase matang dan sektor tersebut konsolidasi.
Contoh perusahaan pada kategori ini adalah saham-saham yang sudah menguasai pangsa pasar seperti Unilever Indonesia, Telekomunikasi Indonesia dan Bank Central Asia. Contoh ETF untuk berinvestasi di perusahaan ini:
ETF | TICKER |
---|---|
Premier ETF IDX High Dividend 20 | XIHD |
Batavia IDX30 | XBID |
Invesco S&P 500 High Dividend Low Vol ETF | SPHD |
iShares Core High Dividend ETF | HDV |
Tentang mereka Lynch berkomentar:
“Anda tidak akan menemukan banyak perusahaan di kategor ini, hanya 2-4% di portofolio saya, karena jika perusahaan tidak menuju ke mana-mana dan dengan kecepatan apa pun, harga saham mereka juga tidak akan bergerak”
👉 ETF, Reksa Dana atau Saham: Bagaimana Memulai Portofolio Dividen Anda?
2. Saham perusahaan yang solid
Saham perusahan ala Peter Lynch ini menunjukkan perusahaan ini memiliki pertumbuhan rata-rata laba mereka antara 10-12%.
Menurut Lynch, ini adalah jenis perusahaan dimana kita tidak bisa berharap untuk mendapatkan kenaikan harga berkali-kali lipat. Dan kita harus taktis saat membeli, terutama saat menjual mereka.
“Jika Anda memiliki perusahaan yang solid dan saham naik 50% dalam satu atau dua tahun, mungkin saatnya Anda mulai bertanya apakah Anda tidak harus menjual”
Perusahaan ini menawarkan perlindungan yang sangat baik terhadap resesi dan penurunan di bursa saham. Mereka adalah teman baik selama krisis.
Contoh perusahaan ini adalah perusahaan barang konsumsi yang defensif, kesehatan, keuangan, telekomunikasi dan mereka yang memiliki keunggulan kompetitif yang memungkinkan mereka mempertahankan pangsa pasar tanpa banyak kesulitan:
ETF | TICKER |
---|---|
Premier Indonesia Consumer | XIIC |
SPDR Consumer Discretionary ETF | XLY |
SPDR Health care ETF | XLV |
SPDR Financial Sector ETF | XLF |
3. Saham perusahaan dengan pertumbuhan cepat
Ini adalah tempat di mana Lynch suka memancing. Perusahaan yang meningkatkan keuntungannya dengan laju 20-25%.
Mereka tidak harus berasal dari sektor yang sedang berkembang, tetapi penting bahwa perusahaan dengan cepat mendapatkan pangsa pasar. Namun keuntungan ini tidak bisa dilepas dari risikonya juga yang tinggi.
Lynch berkomentar pada tahun 1989 sebagai berikut:
“Ada sejumlah risiko yang cukup besar dalam saham dengan pertumbuhan cepat, terutama perusahaan yang lebih muda, dengan kecenderungan mereka terhadap antusiasme yang berlebihan dan pembiayaan yang kurang.”
“Ketika sebuah perusahaan kehabisan pembiayaan biasanya berakhir dengan kebangkrutan”
“Bursa tidak melihat dengan baik saham dengan pertumbuhan cepat yang tiba-tiba menjadi lambat”
Permintaan populer:
Seseorang memberikan poster dengan tiga kalimat di atas kepada Cathie Wood sebelum wawancara di Bloomberg atau membuat bot untuk menuliskannya pada akun Twitter yang melakukan copytrading dari ETF-nya.
Jika Anda berpikir ini adalah saatnya untuk pertumbuhan, ETF ini adalah untuk Anda:
ETF | TICKER |
---|---|
iShares Core Growth Allocation ETF | AOR |
4. Perusahaan siklikal
Mereka adalah perusahaan yang penjualan dan pendapatannya berfluktuasi sesuai dengan siklus ekonomi industri atau pasar mereka. Inilah tempat bertemunya Lynch dan Paramés, Iván Martín, dll
Perusahaan tersebut antara lain otomotif, maskapai penerbangan, kimia, produsen senjata, baja, properti, perkebunan dan barang tambang atau komoditas.
Kapan harus membeli saham perusahaan siklikal?
Anda bisa membeli saham perusahaan siklikal setelah keluar dari resesi dan menghadapi ekonomi yang kuat. Dan sebaliknya untuk menjual saham perusahaan ini.
Mereka adalah perusahaan yang paling sulit dipahami dan yang paling berisiko bagi investor yang belum berpengalaman dan yang tidak memiliki pengetahuan yang luas tentang penilaian perusahaan dan sektor.
Anda tidak boleh bingung dengan perusahaan yang solid.
Siklikal memiliki beta lebih besar dari 1 sehingga naik lebih dari pasar dalam lingkungan bullish dan jatuh lebih dari pasar dalam lingkungan bearish.
Ini adalah tempat di mana beberapa value investors pergi memancing, sementara sisanya dari copyvalues menunggu di tepi pantai untuk diberi tahu apa yang ada di danau.
Ketika para peniru memutuskan untuk membeli, harga sudah naik dan referensinya berada di danau lain atau di sisi lain meja dengan senyum menjual produk.
ETF | TICKER |
---|---|
Premier Indonesia SMInfra18 | XISI |
Vanguard Value Index ETF | VTV |
Vanguard Real Estate ETF | VNQ |
VanEck Gold Miners ETF | GDX |
5. Saham perusahaan yang mengalami turnover atau dapat dipulihkan
“Untuk kalian para pemain”
Pada jenis perusahaan ini telah diciptakan legenda seperti Icahn, Ackman bahkan awal mula dari Buffett sendiri. Ini adalah jenis saham dari perusahaan yang memiliki kinerja buruk namun bisa memiliki pemulihan dengan kinerja lebih bagus, terutama karena kemampuan manajemen memperbaiki bisnis perusahaan.
Membeli saham ini bisa membuat Anda untung ratusan persen karena biasanya saham akan dibeli saat masih sangat murah alias undervalue. Namun juga berisiko tinggi jika perubahan ini tidak diikuti dengan fundamental yang membaik.
Lynch mengatakan Anda bisa mendapatkan keuntungan dengan memilih jenis saham perusahaan yang:
- Membayar jaminan: karena jika tidak perusahaan bergantung pada penyelamatan pemerintah atau tindakan legislatif
- Pemulihan yang tak disangka: pemulihan yang tidak dipercaya oleh siapa pun setelah penurunan harga yang tajam
- Masalah kecil yang tidak kami duga: adalah perusahaan yang memiliki kejutan tidak terduga atau luar biasa tetapi dapat pulih
👉 Trading: Apa itu dan Bagaimana Cara Memulainya?
6. Saham yang memiliki aset tersembunyi
Menurut kategori saham perusahaan ala Peter Lynch, Ini adalah perusahaan yang memiliki aset yang sangat berharga tetapi analis atau pasar tidak mengenalnya secara mendalam.
Peter Lynch menyebut saham yang memiliki aset tersembunyi ini dengan istilat Asset Play. Istilah ini juga untuk menggambarkan perusahaan yang harganya jauh lebih murah dari pada kinerjanya.
Aset tersembunyi perusahaan ini biasanya baru bisa terlihat investor setelah perusahaan melakukan revaluasi. Sehingga perusahaan mengalami lonjakan laba.
Contoh kategori ini adalah saham perusahaan yang masuk dalam indeks Value 30. Ini adalah indeks yang mengukur kinerja harga dari 30 saham yang memiliki valuasi rendah dengan kinerja kuagan dan likuiditas yang bagus. Bisa juga sebuah REIT/DIRE dengan aset yang dinilai terlalu murah oleh pasar (undervalued). Contohnya sektor properti yang kerap kali baru terlihat memiliki aset besar ketika tanah sudah terjual dan diakui dalam neraca pendapatan. Demikian pula lahan yang dimiliki sektor komoditas.
Namun, hati-hati dengan perusahaan dengan aset yang tidak terkait atau kurang efisien didaparkan secara gratis.
Pada perusahaan besar biasanya tidak ada aset yang kurang efisien dan aset ini terlihat oleh semua orang tetapi tidak dilihat oleh siapa pun.
ETF | TICKER |
---|---|
Nusadana IDX Value 30 | XNVE |
Invesco DB Multi-Sector Commodity Trust – Invesco DB Agriculture Fund | DBA |
Invesco Optimum Yield Commodity ETF | PDBC |
Vanguard Real Estate ETF | VNQ |
>>> ETF Vanguard Terbaik untuk Keuntungan Investasi Jangka Panjang
>>> ETF Terbaik untuk Berinvestasi dari Indonesia
Di mana membeli ETF sesuai jenis saham perusahaan Peter Lynch?
Sebenarnya Anda bisa membeli langsung pada saham perusahaan yang sesuai dengan kategori perusahaan Peter Lynch. Namun tentu risikonya cukup besar bagi investor pemula, karena harus memantau secara langsung pergerakan pasar. Nah, jika Anda sibuk maka Anda bisa saja berisiko kehilangan dana Anda. Maka untuk meminimalkan risiko, kami merekomendasikan ETF yang aset dasarnya pada sebuah indeks yang terdiri dari banyak saham. Selain terdiversifikasi, risiko juga bisa diminimalisir karena uang Anda tersebar di banyak aset yang jadi underlying assets ETF.
Berikut daftar tempat beli ETF:
- Saxo Bank
- IG Brokers
- Pluang
- Indo Premier Sekuritas
- Mandiri Sekuritas
- Mirae Asset Sekuritas
- JP Morgan Sekuritas
👉 10 Sekuritas Terbaik, Pilihan Aman untuk Investasi
Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)
Peter Lynch adalah seorang investor, manajer investasi, penulis buku dan filantropis asal Amerika Serikat. Dengan banyak pengalamannya di dundia investasi, Peter Lynch yang kini berusia 80 tahun telah menerbitkan beberapa buku mengenai investasi yaitu One Up On Wall Street (1989), Beating The Street (1993) dan Learn To Earbn (1995). Lynch juga dikenal dengan penemuannya mengenai konsep Price to Earning Growth (PEG) yang membantu investor menentukan apakah sebuah saham bisa dibilang murah berdasarkan potensi pertumbuhannya.
Bagi investor pemula, Anda perlu banyak membekali diri mengenai kondisi ekonomi hingga fundamental perusahaan. Oleh karena itu disarankan untuk memilih saham yang tidak fluktuatif, fundamental kuat, cocok untuk jangka panjang atau memilih ETF atau Reksadana yang sudah dikelola oleh manajer investasi.