Pilihan Aset Investasi untuk Modal Rp 1 Miliar Sesuai dengan Usia

Investasi dengan modal Rp 1 miliar merupakan jumlah yang cukup besar. Dalam investasi, selelalu ada risiko, terutama jika jumlah investasi Anda terbilang besar. Ketika Anda berhasil mengumpulkan sejumlah uang, pasti akan mengalami kebimbangan terkait penggunaan uang tersebut.

Jika Anda ingin menginvestasikan uang Rp 1 miliar, penting untuk membuat perencanaan dan berhati-hati sebelum memilih instrumen investasi.

Mempelajari Pilihan Instrumen Keuangan saat Berinvestasi Rp 1 Miliar

Pada artikel ini, kami akan memberikan penjelasan pada hal yang harus Anda pertimbangkan sebelum berinvestasi Rp 1 miliar atau lebih. Kemudian, kami akan memberikan beberapa pilihan yang menarik. Namun, jika Anda belum akrab dengan dunia investasi, kami menyarankan untuk berkonsultasi dengan penasihat keuangan.

👉 Bagaimana Cara Investasi 200 Juta Tanpa Mengambil Risiko yang Terlalu Besar? Temukan jawabannya dalam artikel tersebut.

Bagaimana Cara Investasi Rp 1 Miliar Tanpa Risiko?

Cara investasi dengan modal Rp 1 miliar tanpa risiko adalah mengenali diri sendiri. Melakukan penilaian terhadap diri sendiri adalah langkah pertama yang harus Anda lakukan sebelum berinvestasi apa pun. Terutama jika akan berinvestasi lebih dari Rp 1 miliar. Ini bukan hanya mengevaluasi profil Anda dan memberikan kontribusi kecil secara berkala pada satu atau lebih produk investasi.

Mengingat jumlah uang yang akan Anda keluarkan cukup besar, penting untuk mempertimbangkan setiap aspek yang mempengaruhi situasi keuangan Anda.

Melihat Neraca Keuangan Pribadi

Keseimbangan keuangan pribadi terdiri dari memeriksa situasi ekonomi Anda, yaitu mengevaluasi aspek seperti pekerjaan, pendapatan tetap, tujuan keuangan, dan usia.

Menjadi pekerja lepas bukanlah hal yang sama seperti menjadi karyawan atau telah bekerja di perusahan selama beberapa tahun. Anda harus mempertimbangkan risiko akan kehilangan pekerjaan dan simpanan uang yang harus Anda miliki jika kehilangan pekerjaan tersebut.

Jika, uang yang akan Anda gunakan untuk investasi berasal dari warisan dan pendapatan Anda stabil, situasinya berbeda. Hal yang sama juga berlaku jika Anda sedang menikmati pensiun dan tidak memerlukan banyak biaya hidup.

👉 Neraca Keuangan Perusahaan dan Contohnya

Tingkat Literasi Keuangan

Literasi keuangan berkaitan dengan pengetahuan Anda pada berbagai aktivitas keuangan untuk berinvestasi. Tentu saja, dengan memiliki literasi keuangan, Anda dapat mengetahui jenis produk investasi yang harus Anda beli maupun hindari.

Contoh praktisnya, jika literasi keuangan Anda rendah, lebih baik tidak berinvestasi dalam produk derivatif yang kompleks, misalnya put, call, CFD, dll. Sehingga sebelum berinvestasi di dalamnya, lebih baik mengikuti pelatihan di bidan ini terlebih dahulu.

Kami menyarankan Anda untuk berinvestasi pada produk yang tidak memerlukan manajemen aktif yang berlebihan, misalnya saham defensif atau ETF.

👉 ETF atau Reksa Dana: Memahami Perbedaan dan Kelebihannya

Batasan Waktu

Anda harus menentukan waktu untuk mencapai target tertentu. Hal tersebut menjadi penting dalam memutuskan di mana harus menginvestasikan Rp 1 miliar. Usia menjadi faktor penting, karena batasan waktu bagi orang yang lebih tua akan lebih pendek.

Berinvestasi Rp 1 Miliar: Pilihan instrumen investasi pada setiap generasi

Pada gambar di atas, kita dapat melihat bahwa usia menjadi faktor yang perlu Anda pertimbangkan. Generasi Boomers kurang terpapar investasi saham, belum lagi aset yang lebih berisiko seperti kripto, komoditas, maupun mutual fund.

Sementara itu, generasi milenial cenderung ke saham dan mata uang kripto maupun gaya investasi yang lebih aktif.

Kemudian, penentuan tujuan investasi juga penting bagi Anda untuk menentukan strategi. Beberapa orang melakukannaya hanya karena ingin menglahkan inflasi. Sehingga setelah inflasi berada pada tingkat yang rendah, imbal hasil yang rendah sudah cukup bagi mereka. Sedangkan, yang lain, ingin memiliki kekayaan yang besar untuk pensiun sehingga harus berinvestasi pada aset yang memiliki imbal hasil lebih tinggi.

Profil Risiko

Tingkat toleransi risiko merupakan hal yang sangat penting ketika Anda memasukkan uang ke pasar modal. Hal ini karena Anda harus siap ketika kehilangan uang. Sehingga uang yang akan Anda investasikan harus berupa uang dingin.

Jika karena kerugian membuat Anda gugup dan ingin menarik kembali modal Anda, sangat masuk akal untuk memilih instrumen investasi yang paling aman.

Di sisi lain, teradat investor yang memiliki toleransi risiko yang tinggi dengan mencoba meningkatkan modal sebanyak mungkin. Mereka mencari instrumen investasi yang lebih menguntungkan, namun instrumen tersebut tentunya memiliki risiko kerugian yang tinggi.

👉 Psikologi Trading: pengaruh emosi di pasar keuangan yang perlu Anda perhatikan

Aset untuk Investasi Rp 1 Miliar: Risiko Terendah hingga Tertinggi

Pasar keuangan menawarkan jenis aset yang sangat beragam sehingga banyak orang tidak mengetahuinya secara keseluruhan. Anda harus memahami risiko dari masing-masing aset tersebut, jika tidak Anda sudah melakukan keputusan yang sahal. Hal ini karena Anda dapat kehilangan uang Anda jika tidak tahu betul apa yang Anda investasikan.

Contoh kasusnya adalah saham preferen. Produk investasi yang beberapa bank tawarkan kepada calon investor yang tidak melek finansial. Untuk menghindari hal tersebut, Anda harus paham bahwa semakin tinggi imbalnya hasilnya, maka akan semakin tinggi risikonya. Jika suatu saat Anda mendapat tawaran aset yang menjanjikan imbal hasil tinggi tanpa risiko yang sesuai, berhati-hatilah.

Di bawah ini, kami akan memberikan penjalas beberapa pilihan aset menarik untuk berinvestasi Rp 1 miliar atau lebih. Berikut daftarnya, mulai dari risiko terendah hingga tertinggi:

Pilihan Aset
Obligasi Negara
Rekening Deposito
Aset Riil
ETF
Reksa Dana
Saham
Investasi Alternatif

👉🏻 Pelajari Saham Preferen: Apa Bedanya dengan Saham Biasa?

Obligasi Negara

Anda bisa melakukan investasi Rp 1 miliar pada obligasi negara dapat menjadi pilihan yang baik bagi mereka yang mencari aset yang aman dan berisiko rendah. Obligasi memiliki imbal hasil yang terprediksi dalam jangka panjang. Namun, obligasi memiliki imbal hasil yang lebih rendah daripada aset lain yang relatif lebih berisiko, misalnya saham.

👉 Jika Anda belum paham apa itu obligasi, baca artikel Obligasi: Definisi, Jenis & Cara Kerjanya!

Rekening Deposito

Rekening deposito, merupakan aset investasi dari bank, namun juga ada broker yang menawarkannya. Mekanisme cukup sederhana, karena Anda hanya cukup menyetor uang ke bank, kemudian bank akan membayar bunga tahunan pada investasi Anda.

Namun, mengapa bank memberi imbal hasil dari uang yang Anda titipkan?

Kuncinya adalah suku bunga bank sentral. Dalam konteks makroekonomi dengan suku bunga tinggi, pemerintah menawarkan obligasi dengan kupon per tahun minimal 3% hingga 5%. Sehingga akan sangat mudah bagi bank untuk mengambil uang yang Anda taruh di deposito kemudian menginvestasikannya dalam obligasi. Selanjutnya, bank akan memberikan imbalan dengan suku bunga 2,5%.

Di sisi lain, kita juga harus paham bahwa sistem perbankan berdasarkan pada kepercayaan. Semakin banyak likuiditas suatu bank, semakin banyak nasabah yang pecaya akan solvabilitas bank tersebut. Oleh karena itu, akan semakin banyak nasabah yang tertarik.

Hal ini membuat kepentingan bank dapat berjalan yaitu agar semakin banyak orang menyimpan uang di bank sehingga likuiditasnya semakin tinggi.

Hal menarik dari deposito bank adalah imbal hasil yang mereka bayarkan dalam bentuk persentase. Jadi, semakin banyak uang yang Anda depositkan, semakin besar imbal hasilnya. Ini karena bank akan memberikan imbal hasil sesuai dengan kesepakatan.

Misalnya jika Anda menaruh uang sebesar Rp 1 miliar dan bunga yang mereka berikan 1,5%, pada akhir tahun Anda akan mendapatkan Rp 15 juta. Jumlah ini akan semakin besar dengan bunga majemuk.

👉 Kalkulator bunga majemuk yang dapat memudahkan Anda melakukan penghitungan.

Aset Nyata

Aset nyata merupakan produk investasi yang berwujud benda dan dapat Anda sentuh. Logam mulia seperti emas adalah aset nyata yang harganya berdasarkan asas penawaran dan permintaan. Jika jumlah pasokan sedikit dan permintaan banyak, harga aset akan naik.

Namun, ada juga aset nyata yang tidak dapat kita sentuh, yaitu mata uang kripto. Bitcoin merupakan salah satu contoh mata uang kripto yang memiliki sebutan “emas digital”. Aset ini merupakan aset nyata yang didigitalisasi sehingga tidak dapat kita sentuh.

Bitcoin memiliki keterbatasan dalam pasokan dan sebagian besar telah ditambang sehingga harganya dapat kita tetapkan berdasarkan penawaran dan permintaan.

Penasihat keuangan selalu menyarankan untuk menginvestasikan sebagian modal Anda pada aset nyata. Hal ini karena aset tersebut harganya cenderung stabil daripada saham yang memiliki volatilitas tinggi.

Mereka selalu memberikan saran untuk berinvestasi pada aset nyata tidak lebih dari 5%. Jadi, jika Anda memiliki Rp 1 miliar, sebaiknya tidak lebih dari Rp 50 juta yang Anda investasikan pada aset nyata oleh karena konsep diversifikasi.

ETF (Exchange Traded Fund)

ETF merupakan reksa dana yang perdagangannya ada pada bursa. Sehingg memungkinkan Anda untuk mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi daripada reksa dana itu sendiri. Sebuah ETF dengan kinerja baik akan menarik lebih banyak investor sehingga dapat meningkatkan nilainya di pasar saham.

Dengan likuidtas yang lebih tinggi dapat meingkatkan posisi ETF tersebut sehingga juga meningkatkan imbal hasilnya.

Instrumen ini mereplikasi kinerja suatu aset atau indeks. Anda dapat berinvestasi pada ETF yang mereplikasi S&P 500 yang terdiri dari beberapa saham perusahaan yang termasuk ke dalam indeks tersebut. Namun, terdapat ETF lainnya yang mereplikasi kinerja emas, komoditas, maupun perekonomian dunia.

Banyak orang mengetahui ETF sebagai aset dengan risiko rendah karena mereplikasi kinerja produk yang meningkat nilainya dalam jangka panjang.

👉 10 Pertanyaan Utama dalam Investasi ETF: Strategi, Risiko, Perpajakan, dan Komisi

Reksa Dana

Reksa dana bekerja seperti ETF, namun perdagangannya tidak terjadi di bursa. Dalam berinvestasi reksa dana, manajer investasi menjadi pengelola dana yang para investor tempatkan. Kebebasan manajer investasi dalam memindahkan uang invesotr tergantung pada kebijakan reksa dana itu sendiri.

Terdapat reksa dana temaik, seperti teknologi, yang hanya berinvestasi pada perusahaan yang bergerak di sektor tersebut. Jenis reksa dana yang lain menyerupai hedge fund (reksa dana spekulatif) yang memberikan kebebasan mutlak kepada manajer investasi untuk memindahkan uang sesuai keinginannya.

👉 10 Rekomendasi Aplikasi Reksa Dana Terbaik dapat Anda temukan dalam artikel tersebut.

Berinvestasi dalam Saham dengan Dividen Tinggi

Saham ibaratnya adalah bagian kepemilikan dari sebuah perusahaan. Ada saham yang membagikan dividen, ada juga yang tidak membagikannya.

Saham yang membagikan dividennya membagikan keuntungan kepada pemegang saham sesuai dengan bagian kepemilikan saham investor. Sedangkan yang tidak membagikan dividen, menginvestasikan keuntungannya kembali untuk tujuan ekspansi perusahaan.

Ketika melakukan investasi Rp 1 miliar, semuanya tergantung pada profil risiko Anda. Namun, kami memberikan saran untuk berinvestasi pada saham yang membagikan dividen. Pasar saham lebih berisiko daripada instrumen yang lain.

Namun, Anda juga harus berhati-hati jika harga saham turun, pembagian dividen tidak cukup untuk kompensasi kerugian Anda.

Akan tetapi, ada perusahaan dengan pertumbuhan yang lambat dengan pertumbuhan yang solid dan dividen yang meningkat. Sebagai contoh, saham perusahaan dengan dividen yang terus meningkat selama lebih dari 50 tahun.

Nilai plus pada saham yang membagikan dividennya adalah kesempatan untuk mengivenstasikannya kembali untuk meningkatkan potofolio Anda.

👉 Saham Dividen terbaik: Investasi dengan saham Dividen yang bertahan dan naik selama setengah abad

Investasi Alternatif

Investasi ini merupakan semua jenis aset yang tidak termasuk ke dalam instrumen investasi konvensional (pendapatan tetap, saham, atau likuiditas). Aset ini merupakan instrumen yang lebih kompleks dan eksotis karena untuk mendapatkannya Anda perlu masuk ke dalam lingkungan sosial tertentu.

Pada saat yang sama, investasi alternatif ini menawarkan imbal hasil yang jauh lebih tinggi, namun memiliki risiko yang juga jauh lebih tinggi.

Berikut merupakan beberapa contoh dari investasi alternatif untuk investasi dengan modal Rp 1 miliar

  • Crowfunding real estat
  • Yacht dan penyewaannya
  • Wine
  • Barrel whisky
  • Chips dan cybersecurity
  • Web 3.0, blockchain atau investasi di Metaverse

Seperti yang telah kami sebutkan, investasi ini tidak selalu berarti pendapatan tetap atau saham. Investasi ini merupakan investasi pada aset nyata yang lebih eksotis. Namun, ketika kita berinvestasi pada metaverse atau cybersecurity, kita berbicara lebih dari aset fisik.

👉 Panduan Lengkap Blockchain: Konsep, Operasional, dan Kegunaan Utamanya

Melakukan Investasi Rp 1 Miliar Sesuai dengan Usia Anda

Usia menjadi faktor kunci pada keuputsan investasi karena mempengaruhi tujuan dan profil risiko. Contoh aset dari bagian sebelumnya hanyalah sebagian dari beberapa pilihan yang tersedia. Idealnya, Anda menggabungkan beberapa aset jika ingin berinvestasi.

Berikut hukum usia yang berkaitan dengan kombinasi aset investasi sesuai dengan usia Anda saat ini:

  • Saat masih muda, kita cenderung mencari instrumen investasi yang lebih berisiko.
  • Sebaliknya, seiring bertambahnya usia, ktia mencari instrumen investasi dengan risiko yang lebih rendah.

Berikut merupakan cara membangun portofolio investasi sesuai dengan usia Anda saat ini:

Kelompok Usia Muda (18-35 Tahun) dalam Berinvestasi Rp 1 Miliar

Kelompok usia muda lebih mampu untuk mengambil risiko lebih tinggi. Ini karena mereka memiliki waktu lebih untuk pulih dari kerugian yang mereka alami. Jadi rentang usia ini saat yang tepat untuk investasi Rp 1 miliar pada saham, di mana Anda bisa mendapatkan imbal hasil yang lebih tinggi.

Sebagai golongan muda, Anda juga bisa mecoba instrumen lain, seperti instrumen derivatif keuangan. Namun, alokasikan sebagian kecil dari modal Anda pada instrumen ini, kecula Anda adalah seroang ahli. Ini karena terdapat kemungkinkan kerugian yang jauh lebih tinggi.

Di sisi lain, investasikan sebagian kecil dari modal Anda pada instrumen yang lebih aman. ETF, reksa dana, dan deposito bank menjadi salah satu pilihan denga risiko yang lebih rendah.

👉 Temukan 4 Strategi Manajemen Risiko di Pasar Saham untuk meminalkan risiko berinvestasi.

Golongan Usia Matang (36-60 Tahun) dalam Berinvestasi Rp 1 Miliar

Pada usia ini, seseorang mencapai kedewasaan dan tujuan hidup berubah. Ini merupakan saat di mana investor mulai memikirkan pensiun, jadi lebih baik mengurangi risiko. Fase antara usia 36 dan 60 tahun adalah waktu yang ideal untuk mengurangi eksposur di saham dan meningkatkannya pada instrumen yang lebih aman.

Jika pada usia ini Anda memiliki modal Rp 1 miliar hingga Rp 2 miliar, jika masih tertarik investasi pada saham, kurangi porsinya. Akan lebih bijak jika Anda memilih investasi pada instrumen pendapatan tetap seperti obligasi atau Surat Perbendaharaan Negara (treasury bills). Instrumen pendapatan tetap dapat berupa obligasi yang memberikan kupon 3%-5% dan reksa dana dengan profil moderat.

👉 Strategi Investasi Jangka Panjang yang Menguntungkan dan Aman

Kelompok Usia Pensiunan (di atas 60 tahun) dalam Berinvestasi Rp 1 Miliar

Pada rentang usia ini, diasumsikan investor telah mencapai tujuan mereka sehingga berhak untuk menikmati modal mereka. Mereka mungkin juga memiliki tujuan lain untuk meninggalkan warisan bagi anak cucu mereka. Ini bukan lagi tentang mendapatkan imbal hasil maksimal, namun hanya membuat uang mereka bekerja agar tidak termakan inflasi.

Profil Investasi pada rentang usia lanjut
Apa yang diinvestasikan oleh pensiunan?

Deposito bank menjadi instrumen investasi yang ideal pada golongan ini untuk melakukan investasi dengan modal Rp 1 miliar. Anda masih dapat mendiversifikasi aset. Pada tahap ini, Anda cenderung lebih konservatif dengan mencari pengembalian rata-rata bahkan rendah dan mengambil risiko sekecil mungkin.

👉 Harry Browne: Strategi Investasi Portofolio Permanen

Pertanyaan yang sering diajukan (FAQ)

Pada instrumen apa sebaiknya kita menginvestasikan Rp 1 miliar?

Berinvestasi Rp 1 miliar membutuhkan beragam strategi untuk menyeimbangkan risiko dan imbal hasil. Pertimbangkan untuk mengkombinasikan saham, obligasi, ETF, maupun investasi altrenatif seperti properti, atau kripto. Hal tersebut tergantung pada profil riko dan tujuan investasi Anda.

Apa yang dapat kita lakukan dengan Rp 1 miliar?

Dengan Rp 1 miliar, Anda dapat melakukan diversifikasi investasi dalam saham, obligasi, dan ETF untuk mengoptimalkan rasio risiko dan imbal hasil. Anda juga dapat mempertimbangkan pemebelian properti untuk memperoleh pendapatan pasif atau memulai bisnis Anda sendiri. Selain itu, jumlah tersebut merupakan jumlah yang bagus untuk menyusun dana darurat.

Artikel Terkait